124
"Kamu tidak lihat hah? Para narapidana saja masih diberi kesempatan berbuat baik. Kenapa kamu tidak," jawab Edward.
"Aku takut jika semua orang tahu. Maka hidupku benar-benar hancur," ucap Chiraaz seraya menyeka air mata dengan tangannya." Karena setiap kali aku mau berubah. Selalu ada yang men-judge aku."
"Itu karena kamu berada dalam lingkungan yang tidak tepat saja. Jangan kamu takut menghadapi dunia ini, oke."
"Maukah kamu jadi teman sejati ku, Ed?" Chiraaz menatap lekat Edward.
"Dari dulu aku selalu bersamamu. Tapi kamu yang selalu menjauhiku. Oke, mulai sekarang kita berteman." Edward mengulurkan tangannya.
"Oke, teman." Chiraaz tertawa pelan, Edwar menatapnya lekat.
Sampai hampir tengah malam, Chiraaz dan Edward bicara di kedai makan. Edward mengantarkan Chiraaz sampai ke kamar hotelnya. Mereka pun mengakhiri perpisahan dengan kisah yang manis.
*