105
Nyonya Merry tersenyum bahagia, ia sudah membayangkan apa yang terjadi di dalam kamar. Sebuah pertengkaran yang ia harapkan sejak awal. Nyonya Merry kembali ke ruang tamu membawa teh dan kudapan.
"Chiraaz sepertinya marah, Bu," kata Liemey.
"Sudah biasa Lie, dia memang seperti itu. Makanya, terkadang aku sebal karena tingkahnya itu!" seru Nyonya Merry.
"Oh, begitu ya Bu. Iya, sekarang aku percaya cerita Bu Merry memang benar," sahut Liemey.
"Ayo dimakan kudapannya, Lie. Sebentar lagi juga, Eljovan akan keluar. Tenang saja ya," kata Nyonya Merry menenangkan.
"Oke Bu." Liemey tersenyum tipis. Melihat sikap Nyonya Merry, membuatnya teringat pada mertuanya dulu. Sikap wanita itu sangat menyebalkan di matanya.
Nyonya Merry menunggu saat-saat suara barang dilempar di dalam kamar. Karena ia mengira bahwa Chiraaz akan mengamuk dan melempar barang. Untuk meyakinkan Liemey bahwa tabiat Chiraaz sangat bad attitude.