83
"Apa maksudmu berkata seperti itu?" Wajah Edward berubah sengit mendengar ucapan Chiraaz.
"Tidak ada maksud, aku cuma berkata jujur saja," jawab Chiraaz santai.
"Istri orang memang mennyebalkan!" Edward menggerutu kesal, ia bangkit dari duduknya dan pindah ke kursi kerja.
Chiraaz masih santai menghabiskan susu, Edward kembali meliriknya. Walaupun kesal dengan perkataan wanita itu, hati Edward tidak bisa lagi marah seperti biasanya.
"Cepat habiskan susunya dan kembali bekerja," kata Edward dengan tegas.
"Ini hari liburku bos, anda bilang tadi pagi. Aku cuma menyelesaikan pertemuan dengan klien. Setelah itu bersantai," sahut Chiraaz.
"Kalau diberi uang lemburan?" canda Edward.
"No, otakku bukan robot. Robot saja ada rusaknya. Sayang bos, kalau otakku rusak, tidak ada sparepart pengganti." Chiraaz menjawab dengan santai.
"Astaga." Edward terkekeh pelan, kali ini Chiraaz berhasil membuatnya dongkol dengan perkataannya.