79
Isak tangis semakin keras, Eljovan yang ia kira tidak tahu apa-apa. Ternyata sudah mengetahui semuanya. Chiraaz tertunduk malu dihadapan suaminya. Ia merasa sedang dikuliti mentah-mentah.
Eljovan tersenyum simpul, kekecewaan yang ia perkirakan hanya praduga, kini terbukti dengan bungkamnya Chiraaz. Biasanya pria itu tidak pernah tega melihat tangis Chiraaz. Tapi kali ini Eljovan tidak mau berbuat sesuatu untuk menghibur hati sang istri.
Beban dalam dada yang menghimpitnya selama beberapa hari masih belum lega. Diamnya Chiraaz seolah menjadi jawaban bagi Eljovan bahwa semuanya benar. Eljovan menatap lurus pada Chiraaz, istrinya itu masih tertunduk.
"Kenapa kamu menangis, Chiraaz? Seharusnya aku yang menangis saat ini karena ulah kamu. Kenapa kamu merahasiakan semuanya? Apa salahnya jujur padaku," cecar Eljovan memberondong Chiraaz dengan pertanyaan.
"Aku takut Eljovan, aku sangat takut," jawab Chiraaz terbata-bata.
"Apa yang kamu takutkan, hah? Kamu pikir aku serendah itu?"