Melihat kemarahan Eljovan, Chiraaz merasa takut. Tapi uang yang sudah terbayang di pelupuk matanya tidak bisa ia tolak. Apalagi ia sudah berjanji pada Edward, bahwa dirinya akan ikut dalam perjalanan bisnis.
"El, kamu sangat pengertian. Aku pertama kalinya peegi ke luar negeri untuk bekerja. Aku mohon ya, berikan aku izin," bujuk Chiraaz.
"Tidak!" jawab Eljovan tegas.
"Tapi--, El, aku sudah janji bisa ikut pada bos." Chiraaz mulai putus asa.
"Silahkan saja kamu pilih pekerjaan atau rumah tangga kita. Kali ini aku tidak mau lagi mengalah," ucap Eljovan.
Dada Chiraaz terasa sesak, mulutnya bingung untuk mengucapkan apalagi. Haruskah mengeluarkan air mata supaya Eljovan luluh. Tapi ia tidak memiliki senjata untuk membuat suaminya diam.
Tok, tok, tok.