Sammy tidak main-main dengan kata-katanya begitu bel pulang berbunyi pemuda itu bergegas keluar dari kelas mendahului Aditya dan yang lainnya, dia berjalan dengan langkah santai menuju kelas Milly yang kebetulan gadis itu juga baru keluar dari kelasnya bersama dengan Farah dan juga Indah.
" kak Sammy tu " bisik Indah yang melihat Sammy berjalan kearah mereka
Milly menatap nya malas ketika pemuda itu sudah berdiri dihadapannya. Menurut kacamata penglihatan Farah dan Indah, Sammy benar-benar tampan dan begitu mempesona tak berbeda jauh dengan keempat temannya terutama Aditya.
" kak Sammy mau ngajakin Milly pulang bareng lagi yah kak? " tanya Farah dengan wajah jahilnya dan itu membuat Milly begitu kesal
" iya nih, tadi juga udah janjian kok sama dia "
Milly membulatkan matanya ketika mendengar jawaban Sammy, karena itu terdengar ambigu bagi Milly.
" siapa yang buat janji sama Lo!!!!! " sahut Milly yang jengkel
" tadi waktu di gerbang " Sammy mengedipkan sebelah matanya tak lupa juga dengan senyum manisnya
Farah dan Indah diam-diam tersenyum melihat Milly yang mulai seperti cacing kepanasan
" itu sih Lo yang ngomong!!! gue kan belom jawab!!! "
" ya udah jawab aja sekarang, bereskan " celetuk Indah dan Farah serentak
" kalian temen gue atau musuh gue sih!!! " desis Milly menatap tajam kedua sahabatnya, sedang kan yang bersangkutan hanya cengengesan
" udah nggak usah malu-malu, kak Sammy ganteng tau!!! dia juga salah satu most wanted di sekolah kita, nggak beda jauhlah sama kak Aditya " bisik Farah
" Lo mau dorong gue masuk jurang " sahut Milly yang juga berbisik
" gue malah dorong Lo masuk ke surga, Jubaidahhhh " Farah dibuat gemas oleh Milly yang berlagak jual mahal
Pangestu yang baru keluar dari kelas menghampiri Milly, dia tidak perduli dengan tatapan dingin Sammy lagi pula dia merasa tidak ada sama sekali masalah dengan kakak kelas nya itu
" Milly, pulang bareng yuk sekalian kita cari alat lukis yang baru, Lo tadi bilang kalo alat lukis Lo udah mau pada habiskan? " ajak Pangestu yang sedikit melirik kearah Sammy
" Milly pulang bareng gue!!! " belum sempat Milly menjawab, Sammy sudah lebih dulu menjawab ajakan Pangestu tentu nya dengan nada ketus.
" Lo apaan sih kak... gue mau pulang bareng Pangestu " ujar Milly dengan nada kesal
Farah dan Indah yang melihat drama ini merasa tidak enak hati hingga keduanya memilih untuk mundur dan meninggalkan Milly serta kedua pemuda tampan itu.
" pokoknya Lo bareng gue " Sammy menarik tangan Milly dengan posesif dia tidak menghiraukan tatapan jengkel Pangestu.
Sepanjang koridor kelas Milly terus meronta-ronta namun semakin Milly mencoba melepaskan genggaman Sammy, pemuda itu semakin mempererat genggaman nya.
" kak Sammy lepasin!!!!!!!! " Sammy tidak menghiraukan permintaan Milly pemuda itu terus menggenggam tangan nya dan berjalan menyusuri koridor sekolah
" kak.... gue bisa jalan sendiri nggak perlu Lo tarik-tarik kayak gini!!!! gue bukan anak kambing!!!!!! " namun Sammy tetap tidak mengindahkan permintaan Milly
" kak Sammy... " rengek Milly
Sammy baru melepaskan tangan Milly ketika mereka sudah berada di parkiran siswa, Milly mengusap pergelangan tangannya yang sedikit memerah karena ulah Sammy yang menggenggam tangannya. dengan sangat erat tadi.
" pakek!!! " Sammy memberikan helm pada Milly dengan raut wajahnya yang cemberut gadis itu mengambilnya lalu memakai helm nya.
Tak ada pilihan lain, selain mengikuti perkataan pemuda tampan itu karena semakin Milly memberontak dan melawan pemuda itu akan semakin menyebalkan.
" Lo tadi mau beli alat lukis kan? biar gue yang anterin "
" nggak usah!! "
" kenapa? bukannya tadi Pangestu bilang alat lukis Lo udah pada mau habis? "
" udah nggak mood!!! "
Milly masih terlihat sangat kesal dalam pikirannya bagaimana mungkin Sammy yang dikenal sebagai orang yang kalem bisa begitu menyebalkan seperti ini.
" apa karena gue bukan Pangestu? " Sammy menaikkan sebelah alisnya pandangan nya begitu tajam menatap Milly.
" apaan sih ni orang " batin Milly
" iya!!! puas Lo!!!! " jawab Milly dengan lantang
Sammy terdiam, ada sedikit rasa sakit di hatinya namun tidak dia tunjuk, matanya terus menatap Milly dengan dalam, begitupun dengan gadis itu mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Milly merasa tatapan Sammy tidak biasa ada sesuatu di dalam mata coklat pemuda itu yang sulit untuk dia artikan dan membuatnya begitu penasaran, dia juga bisa merasakan detak jantung nya yang mulai tidak berirama karena tatapan itu sehingga membuat nya sedikit salah tingkah.
Sammy langsung memutuskan kontak matanya dari Milly, pemuda itu menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan.
" buruan naik!!! "
Sammy sudah lebih dulu naik ke atas motor besarnya dan dengan terpaksa Milly pun naik dengan berpegangan di bahu pemuda itu motor yang dikendarai oleh Sammy pun perlahan meninggalkan area sekolah, tanpa keduanya sadar ada dua pasang mata yang melihat mereka.
" kamu liat kan? aku yakin kalo Sammy udah mulai suka sama Milly "
" dan tanpa Milly sadar "
Alzyas tersenyum mengingat kemarin adiknya yang uring-uringan karena sikap menyebalkan Sammy yang terus mengganggu nya.
********
Milly melempar tas nya ke sembarang arah, lalu merebahkan tubuhnya keatas ranjang suasana hatinya benar-benar kacau karena ulah Sammy.
" tuh orang sebenarnya kenapa sih, kenapa tiba-tiba dia selalu ngedeketin gue "
Milly bukannya tidak merasa kalau Sammy tengah berusaha mendekati dirinya namun dia tidak ingin terlalu percaya diri dan berharap semua yang dia duga itu benar, hanya saja dia merasa terganggu karena Sammy selalu memaksa.
Tidak ingin terlalu memikirkan tentang Sammy, gadis itu beranjak ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya.
Alzyas yang baru hendak menaiki tangga berpapasan dengan Milly yang akan turun dan masih dengan wajah yang terlihat masam.
" muka Lo asem banget, skincare Lo abis? " ejek Alzyas dengan menyungging kan sudut bibirnya
Namun tidak di hiraukan oleh Milly gadis itu berlalu melewati Alzyas dengan tatapan permusuhan, Alzyas tersenyum dan menggeleng lalu kembali menaiki tangga menuju kamarnya.
Setelah menyelesaikan makan siangnya, Milly beranjak ke ruang keluarga untuk menonton film cartoon favorit nya, Alzyas yang baru keluar dari kamarnya menuruni tangga lalu langsung menuju ruang keluarga karena gadis itu sudah lebih dulu makan siang pulang sekolah tadi.
" Mommy sama Daddy belom pulang? " Alzyas duduk di sofa tepatnya disebelah Milly
" belom " jawabnya singkat
Alzyas menggedikan bahunya melihat Milly yang masih kesal, dia kemudian beralih membaca buku biologi nya yang tadi dia bawa dari kamar. Milly sedikit melirik Alzyas yang fokus pada buku biologi yang ada di tangannya, gadis itu sedikit berfikir meyakinkan hatinya sebelum bertanya pada sang kakak.
" kalo mau ngomong, ngomong aja nggak usah ragu-ragu " seakan tahu apa yang ada di pikiran adiknya, Alzyas sudah lebih dulu buka suara tanpa menoleh.
Milly mendesah yang tadi nya dia bersandar di sofa kini gadis itu menegakkan tubuhnya menghadap kakaknya, Alzyas sedikit melirik Milly dengan tersenyum kecil.
" kak menurut Lo, kak Sammy kenapa sih? " Milly tidak ingin berbasa-basi lagi
" kenapa tuh orang selalu buat gue kesel!! tadi aja waktu Pangestu ngajak gue pulang bareng tuh bule langsung narik tangan gue!!! emang nya gue anak kambing!!!! " ujar Milly dengan menggebu " sama kayak beberapa hari lalu, dia gangguin gue setiap kali gue sama Pangestu " gerutu Milly dengan wajah kesal yang tidak ingin dia tutupi lagi.
Alzyas langsung menutup bukunya lalu menghadap kearah Milly, dia memperhatikan wajah sang adik yang benar-benar kesal Alzyas hanya menggeleng kepala sambil tersenyum.
" Lo beneran nggak peka, atau cuma pura-pura sih? " Alzyas mengangkat sebelah alisnya
" maksud Lo? " tanya Milly dengan wajah cengok nya
" Lo nggak ngerasa kalo Sammy mulai suka sama Lo? "
" mana mungkin!! "
" yah mungkin lah, Lo nya aja yang sok jual mahal... " balas Alzyas dengan santai kemudian kembali membaca buku biologi nya
Milly sedikit salah tingkah dia langsung mengalihkan pandangannya kembali ke tv, akan tetapi otaknya mulai mencerna kata-kata Alzyas.
Bik Sumi berjalan menghampiri kedua gadis itu dengan membawa kotak berwarna merah muda yang diantarkan oleh seorang kurir tadi.
" itu apa bik? " tanya Milly ketika Bik Sumi meletakkan kotak itu keatas meja lebih tepatnya di hadapannya.
" tadi kurir yang mengantarkan Non, dan tertulis bahwa ini untuk non Milly " jawab Bik Sumi
Alzyas hanya tersenyum kecil melihat adiknya yang langsung antusias bahwa itu tertuju untuk dirinya.
" makasih Bik " Bik Sumi langsung berlalu pergi karena masih banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan.
Tanpa berpikir lagi, Milly langsung membuka kotak itu lalu memandang Alzyas yang terlihat acuh dan isi dalam kotak itu secara bergantian.
" alat lukis " gumam Milly yang samar-samar didengar oleh Alzyas.
" nggak ada nama pengirimnya, dari siapa yah? " Milly seakan bertanya pada angin karena sedari tadi Alzyas tidak menghiraukannya.
Dalam hati Alzyas dia bersorak senang sebenarnya dia sudah tahu siapa pengirimnya, karena saat pulang sekolah dia dan Aditya bertemu dengan seseorang yang sedang bingung memilih perlengkapan alat lukis di sebuah toko karena kebetulan Alzyas dan Aditya juga sedang berada di toko yang sama untuk mencari sesuatu.
Karena tidak paham tentang alat lukis akhirnya orang itu meminta bantuan Alzyas untuk memilihkannya, dan dengan senang hati Alzyas pun membantunya.