Chereads / ALZYAS / Chapter 67 - Kucing-kucingan

Chapter 67 - Kucing-kucingan

Milly menyusuri koridor sekolah mencari seseorang untuk mengucapkan terimakasih karena telah mengirimkannya alat lukis yang baru, semalam dia menghubungi Farah dan Indah untuk menceritakan perihal ini, dan mereka mengatakan mungkin saja Pangestu yang mengirimkan alat lukis yang baru karena memang kemarin pemuda itu lah yang mengajak nya untuk membeli bersama namun tiba-tiba saja Sammy datang dan langsung membawanya pergi.

" tuh orang kemana yah " kedua mata Milly terus berkelana mencari Pangestu di setiap sudut sekolah

" Lo mondar-mandir terus kayak setrikaan tau nggak!!! "

Milly menghentikan langkahnya dia mengenal suara itu, suara seseorang yang selalu membuat nya kesal beberapa hari ini dengan sedikit ragu gadis itu berbalik badan dan terlihat Sammy berdiri tak jauh darinya raut wajahnya terlihat datar namun tidak mengurangi kadar ketampanan nya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya.

" Lo ngikutin gue? " bukannya menjawab Milly justru balik bertanya

" KePedean Lo!! " Sammy menyentil kening Milly

" kak Sammy Lo apaan sih, sakit tauk!!!!! "

Milly meringis sambil mengusap keningnya, kedua matanya menatap Sammy kesal

" Lo itu udah berulang kali lewat depan kelas gue!!! " ucap Sammy santai " Lo lagi cari orang? atau Lo cari gue? " lanjutnya dengan santai

" idihhhhhhh Lo tu yang kePedean!!!! siapa juga yang nyariin Lo!!! " balas Milly dengan wajah cemberut

Gadis itu berpikir bagaimana mungkin dia bisa tidak sadar kalau sudah berulang kali melewati kelas XII terkhusus kelas Sammy yang juga satu kelas dengan kakaknya, pantas saja dia tidak menemukan Pangestu karena dia baru sadar kalau salah jalan.

Dengan rasa gugup dan malu Milly berlalu pergi begitu saja meninggalkan Sammy yang masih menatapnya tak berkedip, tanpa pemuda itu sadar Alzyas dan Aditya sejak tadi memperhatikan nya dari balik pintu kelas.

" Pangestu!!!!!!! " Milly sedikit berlari mengejar Pangestu yang baru saja keluar dari ruang kesenian.

" hai Milly " sapa Pangestu dengan ramah

" gue dari tadi cariin Lo eh tau nya Lo disini " Milly mengatur nafasnya yang sedikit tersengal

" Lo cariin gue? ada apa? "

" gue mau bilang makasih sama Lo " Milly tersenyum manis

Pangestu mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud dari perkataan Milly

" makasih untuk apa Mil? "

" makasih karena Lo udah beliin gue alat lukis yang baru dan Lo kirim kerumah "

" Sorry nih ya Mil, kayaknya Lo salah deh... soalnya gue sama sekali nggak ngelakuin itu " ucap Pangestu membuat Milly melongok

" bukannya kemaren Lo mau ngajakin gue beli bareng? " Milly tersenyum canggung

" memang kemarin gue mau ngajak Lo buat beli alat lukis yang baru sama-sama, tapi kan nggak jadi karena Lo pulang sama kak Sammy dan gue juga nggak jadi beli karena nyokap minta gue langsung jemput bokap " jawab pemuda itu

Senyum diwajah Milly seketika pias mendengar penjelasan Pangestu, jika bukan dia yang mengirimkannya lalu siapa otak Milly sedang berfikir keras.

" atau jangan-jangan- " Milly baru teringat akan sesuatu, gadis itu langsung berlari meninggalkan Pangestu dan tidak menghiraukan teriakan pemuda itu yang memanggil namanya.

" kenapa Lo nggak bilang aja tadi, kalo yang ngirim semua barang itu kerumah Milly adalah Lo Sam, "

" ya nggak apa-apa "

Sammy menyeruput jus mangga nya, dia dan teman-temannya sedang duduk di pinggir lapangan basket.

" jadi sekarang beneran Milly nih yang lagi mau Lo pepet " ucap Denny dengan mengulum senyum

" Lo kan tau kalo dulu tuh cewek suka sama Aditya bahkan sempat jadi rival sepupu Lo, kok Lo malah suka sama dia sih? " tanya Joko

" itukan dulu Jo!!! gue sih yakin seratus persen kalo sebenernya Milly nggak beneran suka sama Aditya yah bisa di bilang tuh cewek cuma nge-fans doang... nggak kayak sepupu nya dia yang begitu terobsesi sama Aditya dan berakhir dikeluarin dari sekolah ini karena kasus sama Alzyas " ucap Arga dengan gamblang

Sammy hanya tersenyum kecil mengingat kebodohan yang di lakukan oleh sepupunya dulu, pemuda itu beralih menatap Aditya yang sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon.

" Aditya masih sering di hubungi sama orang tua nya Jassie? " tanya Sammy matanya masih lekat menatap kearah Aditya yang terlihat berbicara sangat serius.

" masih, bahkan diam-diam Aditya selalu nemenin Jassie di rumah sakit " jawab Denny yang ikut menatap Aditya dari kejauhan

" dan tanpa sepengetahuan Alzyas? " tanyanya lagi, Arga dan Denny hanya mengangguk.

" nggak kebayang deh kalo Alzyas tahu soal ini " celetuk Joko setelah melempar bola basket nya ke ring

" mangkanya jangan sampe Alzyas tahu, kalo tuh cewek tau bisa berabe " ucap Denny yang merebut bola basket di tangan Joko

Aditya memasukkan ponselnya kedalam saku celananya lalu duduk di samping Sammy, dia tidak sadar akan tatapan dingin teman-temannya.

" sore ini kita nongkrong yuk di cafe biasa " ajak Arga dengan bersemangat

" kuy lah gue juga lagi bosen nih di rumah " sahut Denny

" Gimana Sam, Dit... mau kan? " tanya Joko

" sorry Bro gue nggak bisa ikut, soalnya gue udah ada janji? " jawab Aditya

" sama Alzyas? " tanya Sammy dengan raut wajah dingin, pertanyaan Sammy membuat Aditya sedikit gugup.

Arga dan Denny saling lempar pandang menunggu jawaban dari pentolan gank mereka.

Sammy mendengus keras setelah melihat gelengan dari Aditya, dia sudah menduga.

" Jassie? "

Aditya mengangguk ragu, Sammy dan yang lainnya hanya tersenyum masam.

" Alzyas tau? "

lagi-lagi Aditya menggeleng dan membuat Sammy mengepalkan kedua tangannya, dia masih tidak habis pikir kemana jalan pikiran Aditya.

" Mau sampe kapan Lo kayak gini, Lo harus bisa pilih salah satu dari mereka!!!! Alzyas atau Jassie... Lo nggak bisa merangkul keduanya!!!! " ucap Sammy dengan tegas

" pikir dua kali!!!! Jassie cuma masa lalu Lo yang tiba-tiba datang lagi sedangkan Alzyas, dia yang saat ini ada disamping Lo!!! " Sammy beranjak dari duduknya.

" gue cuma mau ngingetin Lo, penyesalan nggak akan pernah datang didepan tapi selalu di belakang!!! gue ngomong kayak gini bukan karena gue suka sama Alzyas, tapi karena gue peduli sama dia sebagai sahabat!!! dan Lo sendiri tau kalo cewek yang gue suka saat ini adalah adik dari cewek yang Lo sakitin!!!!! " tanpa menunggu lama Sammy langsung berlalu pergi.

Joko menghela nafas lelah setelah melempar bola ke arah Denny, dia menepuk pundak Aditya yang masih terdiam lalu berlalu pergi mengikuti Sammy yang sudah lebih dulu menjauh.

" Apa yang dibilang sama Sammy itu ada benarnya, Lo harus bisa milih Dit... " ucap Arga

" Arga, Lo tau sendiri keadaan Jassie sekarang kayak gimana dia butuh gue dan- "

" kita tau tapi jangan lupa disini Lo juga punya Alzyas dia pacar Lo " potong Denny dengan cepat

" Alzyas pasti baik-baik aja, dia udah dapetin semua kebahagiaan nya sedangkan Jassie? dia sekarat " ucap Aditya dengan lirih

" sekarang gue tanya sama Lo, gimana perasaan Lo sama Jassie? apa rasa itu masih ada? " tanya Arga membuat Aditya terdiam menatap lekat dirinya.

" fine!!! tanpa Lo jawab gue udah tau jawabannya... " Arga tersenyum masam

" gue harap ini nggak akan jadi penyesalan terdalam Lo " Arga dan Denny beranjak dari duduk mereka, lalu meninggalkan Aditya yang masih diam terpaku.

Aditya mengusap wajahnya dengan frustasi, didalam pikirannya Alzyas dan Jassie sama-sama penting dan berarti bagi dirinya, mereka juga memiliki porsi masing-masing di dalam hatinya.

Sammy keluar dari kelasnya tanpa berbasa-basi lagi dengan Aditya dan yang lainnya membuat Alzyas, Narina dan Shasa merasa bingung dengan perubahan sikap pemuda itu secara tiba-tiba.

" Tuh bule kenapa yah? " tanya Shasa

" biasa orang kalau jatuh cinta kayak gitu, pengen cepet-cepet ketemu pujaan hati di parkiran.... " ucap Denny sambil memasukkan semua buku-buku nya kedalam tas

" masa sih, bukannya kalau orang lagi jatuh cinta itu pasti lebih keliatan bahagia lah itu sih Sammy mukanya asem bahkan lepek amat kayak papan triplek " ejek Shasa

" nggak semua orang jatuh cinta sama kayak Lo Sha, yang selalu tebar senyum kemana-mana!!! " celetuk Narina

" ih Narina, Lo belom tau aja gimana rasanya jatuh cinta, mangkanya buruan Lo cari pacar sana, biar bisa tebar senyum kemana-mana kayak gue " sahut Shasa dengan centil membuat Arga menggeleng dengan tersenyum canggung melihat tingkah kekasih nya itu.

" Gue tampol Lo ya " tunjuk Narina

Narina menatap Shasa datar dengan tatapan permusuhan.

" nah ini ni muka Lo datar banget, Lo juga jutek mangkanya nggak ada cowok yang berani deketin Lo, kecuali Jo!!!! " Shasa tertawa

" kan gue pawangnya Narina " sahut Joko dengan tertawa, Narina hanya memutar bola matanya dengan malas

" Lo itu sebenernya cantik, banget malah.... tapi Lo nggak murah senyum Lo juga nggak ramah, jadi sekarang Lo harus mulai belajar jadi cewek ramah dan jangan jutek lagi sama cowok biar ada yang berani deketin Lo selain Joko.... dan Lo bisa ngerasain yang namanya jatuh cinta "

Shasa tersenyum lebar dan tanpa sadar sudah membuat kepala Narina hampir meledak, beruntung Alzyas langsung mengalihkan situasi jika tidak, maka Shasa akan bernasib malang di tangan Narina.