"Berlin? Untuk apa?" tanya Salma.
Pratama langsung menepikan rambut Salma yang jatuh di wajah wanita itu. Lalu menatap wanita itu dengan teduh.
"Aku ada urusan dengan para investor di sana. Jadi aku mengajakmu, karena aku ingin kamu menikmati kota aku sukai. Aku yakin kamu akan menikmatinya," jawab Pratama.
"Baiklah, aku pasti suka. Selama kamu menyukainya. Aku juga akan menyukainya."
"Iya udah. Kamu persiapkan dirimu ya. Aku berangkat kerja dulu."
Pratama berpamitan setelah ia mengecp kening istrinya. Ia masuk ke mobilnya dan pergi dari tempat itu. Sesampainya di kantor, Naomi langsung menyambutnya dengan senyuman. Ia memberikan sebuah berkas kepada Pratama.
Pria itu tentu terkejut dengan berkas itu. Ia lalu membukanya dan mempelajarinya. Ia terbelalak melihat semuanya.
"Jadi yang selama ini memakai uang perusahaan itu Senopati. Sialan!" kesal Pratama. "Dia benar-benar bajingaan."