"Tidak usah pedulikan aku, aku akan menghubungi kamu untuk meminta pertanggung jawaban." Harini memasukan kartu berwarna hitam ke dalam tasnya.
"Sakitnya, kalau tahu begini aku pakai celana." Harini tertatih masuk kedalam restoran dirinya benar-benar menyesal hari ini memakai pakaian formal, seandainya memakai setelan celana jins dan kaos yang biasa ia pakai, kejadian ini tidak akan membuat kakinya terluka.
"Maaf aku terlambat,"
"Harini? kamu tidak apa-apa?" Justin tanpa sadar memanggil nama Harini dan berlari kearahnya. saat melihat Harini yang pincang.
"Kamu? Harini?" Kata Arion saat seketika berdiri dari duduknya mendekati Harini, membuat Harini dan Justin saling pandang.
"Pak, Aksa perkenalkan Harini Pratiwi dia adalah sepupu saya yang ada di luar kota. kebetulan kuliah dan bekerja di sini. pak Aksa tidak perlu meragukan kinerjanya, dia anak yang jenius." Kata Justin setelah menetralkan detak jantung.