Carissa mengepalkan tangannya mendengar ucapan Nella. baginya satu penghinaan untuk seorang Carissa.
"Kau, akan menerima akibat dari perkataan sahabat mu. dan satu lagi akan aku pastikan kamu yang akan menerima hukuman dari ayah dan ibuku." Kata Carissa dingin, dan menabrak tubuh Harini saat melewatinya.
Harini menghela nafasnya dalam-dalam. sesak untuk kesekian kalinya atas apa yang dikatakan oleh Carissa pada dirinya.
"Harini, kamu tidak apa-apa?" Tanya Nella.
"Tidak, Nella. aku tidak apa-apa. Ayo kita mencari kelas kita." Kata Harini dengan senyum mengembang membuat dua sahabatnya bernafas lega. mereka kembali mencari ruang kelas mereka, dan tidak berapa lama mereka menemukan kelas yang mereka cari namun sekumpulan senior mereka tengah berjalan ke arah yang berlawanan dengan mereka.
"Harini, kemarilah kita menjauh lebih dulu biarkan mereka melewatinya." Kata Nella pada dua sahabatnya.
"Untuk apa kita menjauh?" Kali ini Selly yang bertanya.
"Sudahlah, nanti aku ceritakan sebaiknya sekarang kita menjauh lebih dulu biarkan mereka lewat lebih dulu." Nella menarik kedua sahabatnya untuk menjauh agar memberi jalan untuk mereka.
Harini tidak menatap mereka bahkan dirinya sibuk dengan pemikirannya sendiri. memikirkan jika saat dirinya pulang ibu dan ayahnya pasti akan memarahinya dan siap untuk mencacinya, dan Harini menyiapkan hati dan tubuhnya untuk mereka sakit.
Helaan nafasnya membuat dua temannya menoleh padanya.
"Harini ada apa? kenapa kamu seperti menyimpan beban dalam hatimu?" Tanya Nella. ia yakin jika sahabatnya menyimpan hal yang di sembunyikan dan ia sangat yakin dengan tatapan Harini.
Empat pria tampan dan satu wanita cantik melewatinya dan tanpa sengaja pria yang dingin dan sombong melirik kearah Harini yang tidak terusik saat dirinya melewatinya bahkan terlihat tidak peduli. tidak seperti wanita-wanita yang berada disekitarnya mereka berteriak histeris saat melihat dirinya berjalan di koridor sekolah.
"Harini ayo kita masuk." Kata Nella dan membawa dua sahabatnya untuk segera meninggalkan tempat mereka berdiri. mereka memasuki kelas dan Harini yang duduk bersama dengan Nella dan Selly duduk tidak jauh dari mereka.
Saat Nella dan Harini saling bercerita tiba-tiba senior memasuki kelas dan berdiri di depan kelas.
Harini mengerutkan keningnya melihat para senior memasuki kelas mereka. seingat dirinya mereka pergi ke kelas yang lain.
"Pengumuman!! dengarkan semua, karena tidak ada kata yang akan di ulang!!" Kata Kenzie dengan nada suara tinggi.
Ruang kelas menjadi sunyi, Kenzie memandang sekeliling ruangan dan tatapan jatuh pada Harini yang hanya diam menundukan wajahnya. tidak seperti teman-temannya yang dengan terang-terangan mencari perhatian agar mereka menatapnya.
"Hari ini adalah hari pengenalan dan karena cuaca yang tidak memungkinkan untuk kita melanjutkan aktivitas di lapangan. jadi saya minta pada kalian semua untuk saling berkenalan dan kalian melakukan di depan kelas agar kalian tahu siapa nama teman Kalian semua dan mudah untuk diingat.. dan satu lagi sebut nama panjang kalian!! lakukan dari yang paling depan.. waktu yang disiapkan oleh ketua OSIS hanya sepuluh detik dari saat kalian berada di depan kelas!!" kata Kenzie masih dengan suara tinggi.
"Apakah kalian mengalami kesulitan saat mencari kelas kalian?" Tanya Kenzie.
"Tidak kak!!" Jawab mereka serentak. dengan antusias mereka menjawab, tapi tidak dengan Harini. ia hanya menjawab dengan suara rendah tidak seperti teman-temannya yang histeris saat menjawab pertanyaan dari kakak senior.
"Oke!! itu bagus, pernyataan yang sangat cerdas dan pandai dengan pemikiran yang kalian dapatkan. karena kelas kalian ini hanya di berikan satu kode dan hanya yang benar-benar pandai yang mampu membuka kode ini. di setiap kelas memiliki kode tapi kalian dengan mudah menemukannya. bisa angkat tangan yang memecah kode dari kelas kalian!?" Tanya Kenzie.
Tidak ada yang mengangkat tangannya. namun tatapannya mengarah pada Harini yang hanya diam. tidak lama kemudian Carissa tiba-tiba berdiri dengan angkuh dan penuh percaya diri.
"Saya kak!!" Ucap Carissa dengan perasaan bangga.
Dan angkuh saat dirinya berhasil memecah kode pintu kelasnya.
tepuk tangan bergemuruh di dalam kelasnya dan mereka mengelu-elukan Carissa yang telah berhasil menemukan kode untuk membuka pintu kelas mereka.
"Bisa kamu jelaskan bagaimana kamu bisa menemukan kode itu? dan bagaimana cara kamu untuk membukanya dan apakah kamu bisa menjawab pertanyaan yang ada dalam kode itu?" Kenzie menatap Carissa dengan tatapan kagum namun entah kenapa hati kecilnya tidak yakin jika Carissa yang bisa membuka kode.
"Aku tahu, Jika kamu anak yang baik dan pandai karena jika tidak? itu tidak mungkin bisa membuka kode ini. dan ini hanya anak-anak yang pandai di atas rata-rata!!" Carissa memutar otaknya, untuk menjawab pertanyaan dari seniornya. karena kecerobohannya, hingga dirinya pula menanyakan bagaimana caranya bisa membuka kode itu. Carissa menepuk jidatnya tanpa sadar membuat tatapan para senior tajam padanya.
"Apa kau yang membuka kode itu? atau orang lain yang membukanya dan kau yang mengakuinya?" Suara Kenzie semakin meninggi. membuat Carissa gugup. ketakutan jika sampai terbongkar jika yang membuka kode bukanlah dirinya melainkan orang lain dan ia yang mengakuinya.
"Kenapa kau diam?" Kali ini suara Kenzie semakin meninggi bahkan tatapan tajamnya membuat tubuh Carissa bergetar.
"Oke!! jika kamu tidak bisa menjawab. kamu akan mendapatkan hukuman berlari lima puluh putaran di lapangan basket!!" Kata Kenzie dingin.
"Tidak, bukan itu. tapi di lapangan yang sebelah sana. kamu mengelilingi lapangan tapi ingat bukan lapangan basket tapi lapangan.." Ucapan Kenzie terhenti saat suara Clara terdengar.
"Kau, siapapun namamu. hitungan dua detik keluar dari kelas dan berlari mengelilingi lapangan basket!!" Kata Clara. dengan suara yang tidak kalah dingin.
"Cepat!!" Carissa terdiam, ekor matanya menatap Harini yang duduk tidak jauh darinya. namun sayang Harini hanya menundukkan wajahnya, meski ingin berusaha untuk menolong Carissa, tapi dua sahabatnya menahan pergelangan tangannya.
"Biarkan dia menanggung perbuatannya. kau tetap disini Harini." Kata Nella berbisik.
"Tapi, dia..." Nella meletakan jari telunjuk di bibir Harini memintanya agar diam. dan melihat apa yang akan di lakukan oleh Carissa.
"Kenapa masih berdiri, cepat lari!!" Suara Kenzie kembali terdengar membuat Carissa berjalan keluar dari kelas dan berlari namun seseorang telah mencegahnya.
"Tunggu!!" Carissa tersenyum penuh kemenangan.
"Kembali!!" Carissa berbalik dan masuk untuk duduk. tapi lagi-lagi suara Clara membuat langkah Carissa terhenti.
"Berdiri disini!! dan ini adalah contoh untuk kalian. jika apa yang di lakukan oleh Carissa ini tidaklah benar dan merugikan orang lain!! dan saya tahu orang lain yang telah berhasil menemukan kode. jadi aku minta Carissa berlari mengelilingi lapangan sekarang!!" Carissa terlonjak kaget, dirinya berfikir jika hukuman itu tidak dirinya jalani. Carissa berlari mengelilingi lapangan.
Harini yang gelisah melihat Carissa berlari mengelilingi lapangan membuat wajahnya semakin cemas. kecemasan yang di rasakan oleh Harini adalah ayah dan ibunya. wajahnya semakin pucat memikirkan hukuman yang akan ia dapatkan. tanpa di sadari oleh Harini, seseorang yang sejak tadi diam terus menatap Harini yang terlihat gelisah sejak Carissa mengaku telah berhasil menemukan kode dan dirinya tahu jika yang berhasil melakukannya adalah Harini.
"Kalian bisa pulang sekarang dan Carissa biarkan dia menyelesaikan hukumannya." Semua bergegas keluar dari kelas. tapi tidak dengan Harini dan dua sahabatnya. Mereka masih berada di kursi mereka saling tatap tanpa bersuara. Harini yang terus memikirkan kondisi Carissa yang tidak mengerjakan apapun. dan kini ia harus melihat Carissa berlari lima puluh putaran, mustahil untuk seorang putri Herlambang. tubuh Harini bergetar membayangkan sesuatu terjadi pada dirinya dan tubuhnya akan menjadi pelampiasan kemarahan ayah dan Ibunya yang baru ia ketahui adalah mereka orang tua angkatnya.