Harini mengikuti langkah lebar pria yang menarik pergelangan tangannya. hingga berhenti di sebuah tembok tinggi menjulang, Harini menatapnya sekeliling dan kembali menatap tingginya tembok, tidak mungkin dirinya bisa menaiki tembok setinggi itu. dengan pakaian seragam sekolah.
Harini yang masih melamun di kejutkan dengan tarikan tanganya oleh laki-laki yang kini berada di sampingnya.
"Kenapa diam? aku tidak menyuruhmu untuk naik tembok. yang aku tahu, kamu tidak akan bisa memanjatnya!!" Harini masih bergeming walau hatinya kesal mendengar perkataan pria yang kini mulai berjongkok dan membuka sesuatu.
Harini terus memperhatikan pria yang kini memindahkan rumput dari tembok dan tidak lama kemudian tembok terbuka. membuat Harini terkesima.
"Cepatlah kamu masuk," Kata pria itu kali ini dengan Suara lembut.
"Baiklah, tapi apa di dalam aman? maaf aku hanya tidak ingin di hukum di hari pertama masuk sekolah." Kata Harini dan tanpa Sengaja tatapan mereka saling beradu. Harini memalingkan wajahnya lebih dulu.
"Tidak ada. masuklah!" Kata pria yang kini mendorong tubuh Harini.
"Atau kamu tunggu disini biarkan aku yg masuk dulu." Harini menganggukkan kepalanya dan memilih menggeser tubuhnya dan membiarkan pria itu masuk lebih dulu.
Harini tidak ingin mengambil resiko jika seseorang telah menunggunya di dalam dan ia akan mendapatkan masalah.
"Ulurkan tanganmu," Harini mengulurkan tangannya dan mengikuti pria yang kini telah berhasil melewati tembok.
Harini tersenyum puas saat berhasil menerobos tembok.
Tidak jauh berbeda dengan pria yang ada di Sampingnya. melihat Harini tersenyum manis padanya membuat dirinya diam seketika. namun seketika ia tersadar jika Harini adalah murid baru di sekolah dan segera menarik pergelangan tangan Harini.
"Kau, lurus dan bergabung dengan mereka. tapi ingat usahakan tidak terlihat oleh senior, cepatlah sebelum aku berubah pikiran dan meninggalkan dirimu disini!" Kata pria yang mendorong tubuh Harini menjauh darinya.
"Tunggu!!" Pria yang berseragam dengan Harini terhenti saat suara lembut Harini menghentikan langkahnya.
"Terima kasih," Ucap Harini dan tanpa menunggu jawaban dari pria yang telah menolongnya. Harini berlari menjauh darinya membiarkan pria yang menolongnya menatap punggungnya.
Setelah kepergian Harini, pria yang tidak lain adalah ketua OSIS itu melangkah dengan tenang menuju kelasnya tanpa beban seolah dirinya terbiasa dengan yang ia lakukan.
Harini mengendap-endap mendekati teman-teman yang tengah berkumpul di lapangan, sesuatu yang sudah biasa dilakukan oleh para senior jika menerima siswa baru mereka akan melakukan pengenalan di lapangan. meski terbilang aneh dan lain dari sekolah yang lainnya namun tradisi ini dilakukan turun menurun sejak berdirinya R Internasional School. dua belas tahun yang lalu seperti saat ini mereka tengah berkumpul dan untuk saling memperkenalkan diri dan Harini yang datang dengan mengendap-endap duduk di samping seorang wanita dan mereka saling bertatapan yang saling melempar senyum.
"Hei, perkenalkan namaku Nella. Siapa namamu?" Tanya wanita yang di samping Harini.
"Aku, Harini. senang berkenalan denganmu." Harini menyambut uluran tangan Nella.
"Mulai sekarang kita berteman," Kata Nella.
"Ya, kita berteman." Harini menyambut pelukan Nella. dan tidak lama terdengar suara dari depan. empat pria tampan dan satu wanita cantik. mereka adalah senior di sekolah R Internasional School. dan berapa dari teman-teman Harini yang berteriak histeris saat melihat empat pria tampan, namun di antar mereka ada satu laki-laki yang paling tampan dan dia paling diam dan dingin bahkan wajahnya datar seperti triplek.
"Selamat pagi semua, hari ini tidak ada yang terlambat bukan?" Tanya salah satu pria yang berdiri di depan.
"Pagi kak, tidak ada kak. kami datang tepat waktu!!" Jawab mereka bersamaan. namun tidak dengan Harini dan Nella, mereka hanya menunduk tanpa berniat menatap ke depan.
"Hei... kalian berdua. apa kalian mendengar apa yang kami katakan!!?" Kata pria yang kini menatap ke arah Harini dan Nella.
Seketika Harini dan Nella mengangkat wajah mereka. dan pada saat yang sama tatapan mata mereka saling beradu dengan pria yang berada di depan dan dengan sekejap mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.
"Kenapa diam!!" Lagi suara dingin itu kembali terdengar.
"Kami mendengar kak. dan kami memperhatikan apa yang kakak sampaikan tapi..." Ucapan Harini terhenti saat pria di depannya menatap dingin pada Harini.
"Tapi apa!!?" Kata pria tampan yang tidak lain adalah Gavin dengan suara dingin.
"Emm... itu kak, Nella... anu..." Harini terbata saat mengatakan tentang Nella. namun Gavin dan yang lainnya mendekati Harini dengan tatapan dingin mereka.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada kalian berdua?" Kali ini Kenzie bertanya dengan suara rendah membuat Harini dan Nella kembali mengangkat wajah mereka.
"Emm... Nella, datang bulan dan..." Ucapan Harini terdiam, saat Clara yang sejak tadi hanya diam kini bersuara.
"Bawa kekamar mandi, dan ganti baju di loker. cari loker kalian sesuai insial kalian!!" Kata Clara. sebagai wanita ia tahu benar jika tamu yang datang tanpa terduga dimana dan kapan pun.
Harini dan Nella meninggalkan lapangan, tanpa ia sadari seseorang menatap punggungnya hingga menjauh. dan kembali menatap para siswa baru dan kembali melanjutkan acara pengenalan.
Di toilet Nella yang telah berganti keluar dimana Harini menunggunya.
"Harini, maafkan aku. telah merepotkan dirimu," kata Nella.
"Tidak perlu meminta maaf, ayo kita kembali ke lapangan." Harini dan Nella melangkah lebar menuju lapangan. namun sesampainya di sana. semua siswa telah membubarkan diri.
"Harini, mereka telah selesai. sebaiknya kita melihat ke papan pengumuman, agar kita tahu kelas kita." Harini menganggukkan kepalanya dan saat mereka tengah asik bercanda tiba-tiba dari arah samping seseorang berlari dan menabrak mereka berdua.
"Argghhh... " Mereka terjatuh di lantai bersamaan, namum tidak lama kemudian mereka saling senyum.
"Maaf, aku tidak sengaja. aku hanya kebingungan saat mencari kelas..." Ucapannya terhenti dan tiba-tiba mengulurkan tangannya.
"Kenalkan namaku Selly." Lanjutnya dengan senyum merekah.
"Namaku Harini, dan ini temanku namanya Nella." Mereka kembali tertawa saat menyadari mereka masih duduk di lantai.
"Apakah kita sudah berteman?" Tanya Selly.
"Ya, kita berteman mulai saat ini." Kata Harini.
Mereka bergegas berdiri.
"Kalian mau kemana?" Tanya Selly.
"Kami mau melihat papan pengumuman. apa kau mau ikut dengan kami?" Jawab Harini dan di angguki oleh Selly.
Mereka bertiga menuju papan pengumuman yang berada di tidak jauh dari lapangan basket. mereka sibuk mencari nama mereka dan teriakan Nella membuat Harini dan Selly berbalik dan menatap sahabat mereka.
"Kita satu kelas horeeeee...." Teriakan Nella, di sambut tawa Harini dan Sally.
Tidak jauh dari mereka, empat wanita mendekati Harini membuat tawanya hilang seketika.
"Jangan perlihatkan wajahmu di hadapan ku!! apa kau mengerti Harini!?" Kata Carissa dingin.
"Carissa..." Ucapannya terhenti saat suara Carissa terdengar dingin.
"Jangan membantahku jika kau masih ingin tinggal di rumahku. jangan kau pikir setelah kakek ku sayang padamu dan kamu seenaknya bertingkah seolah-olah kamu adalah cucu dari keluarga ku!!" Kata Carissa.
"Dengarkan kata-kata ku. wanita ini adalah anak pungut kakek ku dan dia bisa sekolah disini karena dia mendapatkan beasiswa!!" Lanjut Carissa. sesuai dengan janjinya pada ibu dan ayahnya jika di sekolah ia akan membuat Harini tersingkir dan mendapatkan bully. Carissa yakin jika caranya berhasil membuat Harini tersudutkan.
"Apakah kau sudah selesai? jika sudah minggirlah kami mau lewat. dan satu lagi, apapun dan siapapun Harini dia adalah sahabat kami dan kami akan selalu bersama.. tunggu kau bilang Harini mendapatkan beasiswa? itu artinya dia lebih pandai darimu Carissa!!" Kata Nella dingin. ia tahu siapa Carissa karena saat mereka satu kelas dan saat kenaikan kelas dua Carissa memilih pindah keluar negeri.