"Kalau begitu aku akan berani untuk kita berdua," dia bersumpah, lalu memberiku ciuman penuh gairah yang kurasakan sampai ke tulangku.
* * *
"Apakah Kamu siap untuk USGmu?" tanya teknisi ultrasound, menendang rem dari bawah tempat tidur dan mendorongnya ke pintu. Aku menatap Ken, dan dia tersenyum hangat padaku. Aku tahu dengan dia di sisiku, aku akan siap untuk apa pun yang datang kepadaku.
"Ya," kataku padanya, mataku tidak pernah meninggalkan suamiku yang menahan pintu terbuka untuk teknisi sehingga dia bisa mendorongku ke mana pun mereka melakukan USG.
Ketika kami tiba, ruangan itu gelap gulita, dengan hanya satu cahaya yang berasal dari monitor komputer. Teknisi menggulingkan aku di sebelah monitor dan menekan rem.
"Kamu bisa duduk di kursi itu," katanya kepada Ken. Dia berterima kasih padanya dan menyeret kursi di sebelahku, mengambil tanganku di tangannya dan memberikan bagian dalam pergelangan tanganku ciuman.