"Kurasa Kaira mulai membuka hatinya untukmu, jangan sia-siakan hal itu."
Itu adalah ucapan dari Elis yang masih tergiang di kepalanya.
Felix rasanya tidak bisa menahan rasa senangnya, sebab daritadi yang ia lakukan malah senyum-senyum sendiri, namun ada satu hal yang harus ia selesaikan. Erik. Ia belum minta maaf pada teman baiknya itu.
Ternyata minta maaf susah juga ya, sebab ia tidak tau bagaimana cara mengatakannya, gerutuan Erik padanya seakan masih menjadi nada dering yang yang menggema. Maka ia putuskan untuk mengatakannya ketika pulang nanti.
Namun yang lain ikut merasakan ada sesuatu yang berubah dari mereka, terutama sikap keduanya. Baik Felix mau pun Erik, meski keduanya tengah mengerjakan tugas kantor bersama tapi nampak sangat canggung sekali.
"Kalian baik-baik saja?" tanya Mira mendekati Erik.
"Hm? Siapa?"
"Kau dan Felix maksudku, hawanya berbeda dari siang tadi."
Erik mengangkat bahunya santai.
"Rasanya masih sama."
