"Jadi apa maksudnya dengan mamamu yang kau bilang tadi?" tanya Felix selanjutnya.
"Hah?"
Kai menengok, rupanya Felix masih penasaran tentang ucapannya yang sebelum ini. Tidak di sangka ternyata pemuda itu bisa penasaran juga. Kai beberapa kali memang pernah mendengar namanya bicara hal seperti itu dengan papanya, meski tak mendengarkan secara spesifik.
"Ituloh, Mamaku pikir kamu mungkin bisa jadi menantunya," katanya.
Felix mengerjap, ia tak salah dengar kan? diam-diam lengkungan senyum tercetak di wajahnya, itu kabar baik tentunya, kemudian ia ingat sesuatu dan langsung bertanya lagi.
"Bagaimana dengan Faiz?"
"Faiz?"
Kai mencoba mengingat-ngingat. Rasanya sama saja.
"Katanya boleh juga, kalian berdua sama-sama keren dan mapan," katanya.
"Masa mau dua-duanya." Ringis Felix untuk bagian ini ia merasa tak setuju.
"Mau apa?" sahut Kai bingung.
"Menantu," gumam Felix pelan. Ia merasa agak malu ketika mengucapkannya.