Ramai.
Mulai dari anak-anak sampai ibu-ibu tengah mengantri untuk membeli martabak itu.
Mereka agak rusuh ketika Felix belum datang, tapi begitu melihat ada pemuda tampan para ibu-ibu dan ank gadis itu segera memberi jalan padanya.
Memang good looking di mana-mana selalu membuat orang merasa senang padanya.
Penjual martabak itu sudah sepuh, wajah letih namun badan penuh energi tak membuatnya menyerah pada antrian.
Ia merasa gembira jika banyak pembeli yang datang.
Felix bahkan merasa iba padanya. Harusnya kakek itu berjualan dengan seseorang, bukan hanya seorang diri agar tidak kewalahan. Beruntung mungkin karena sudah menjual martabak puluhan tahun, tangannya cekatan sekali.
Adonan dituang di atas tungku-tungku yang sudah ada semacam tempat adonan yang terbuat dari besi berbentuk bulat mau pun persegi.
Lalu mulai dimasukkan requestan pembeli ada yang mau isian kacang, ketan, keju sampai coklat.