Alunan musik jazz mengema bahkan dari sejak ia turun dari ojek, salah satu musik favoritnya, ia jadi ikut senang mendengarnya.
Aroma harum dan manis memenuhi pernapasannya, makanan di sini memang berbau setajam itu kata mereka, tapi enak.
Ia baru saja ingin memilih salah satu tempat duduk yang strategis, sebelum sadar, di sana sudah ada Faiz yang menunggu, dengan setelan jas hitamnya. Ia melambaikan tangan ke arah
Kai, mengajaknya untuk mendekat.
Untuk beberapa saat Kai jadi terdiam. Memang dia kapan masuknya, kok tiba-tiba sudah ada di sana, tapi yang anehnya pemuda itu sudah menunggu dengan santai. Yang artinya dia telah datang duluan ke sana sebelum dirinya, lalu mobil yang ia lihat tadi memang punya Faiz.
Jadi apa mungkin Faiz mengebut untuk datang ke sana, ia yakin baru lima menit yang lalu berkata bahwa dirinya masih ada di kantor.
"Sudah lama menunggu Kak?" tanya Kai basa-basi sembari duduk.