Chereads / GELEMBUNG MUSIM DINGIN / Chapter 4 - He Qiao Yan

Chapter 4 - He Qiao Yan

Qin Yi Yue bersujud tiga kali di hadapan He Qiao Yan yang untuk detik ini menjadi gurunya yang ke dua kalinya.

Yang pertama saat Qin Yi berusia sepuluh tahun dan He Qiao Yan berusia dua puluh satu tahun, mereka memiliki jarak usia sebelas tahun.

Saat pertama bertemu dengan He Qiao Yan, gadis kecil itu dalam ke adaan mengenaskan, dia terpisah dari keluarganya saat ada kekacauan besar.

Tubuh kecilnya penuh luka bahkan dia tidak bisa berjalan, tulang kakinya patah dan dia berada di antara mayat-mayat yang sudah tidak utuh.

Qin Yi Yue bisa selamat karena dia pingsan di tengah-tengah tumpukan mayat, dan saat dia bangun seluruh keluarganya sudah tidak ada, dia hanya bisa menangis dan menangis di hamparan mayat yang sudah tidak utuh lagi bahkan di samping kaki Qin Yi Yue yang tidak bisa di gerakkan ada potongan kepala seorang wanita dengan rambut menjuntai di kakinya.

Gadis kecil berusia 10 tahun itu menagis bukan merasakan sakit pada sekujur tubuhnya namun dia menangis karena ketakutan melihat banyak darah di mana-mana dengan mayat-mayat yang tidak utuh.

Saat itu seorang pahlawan datang dengan busur di tangannya dia mengendong tubuh kecil Qin Yi Yue dan mulai menenangkannya.

Qin Yi Yue memeluk leher laki-laki itu dan mempercayakan hidupnya pada laki-laki itu, laki-laki yang baru di kenal itu memiliki bau kayu Cendana dari tubuhnya yang membuat Qin Yi Yue merasa damai dan mulai tertidur di pelukan He Qiao Yan.

Dia sudah lelah menangis dan kini ada orang hidup yang dia temui membuat dia merasa aman dan mulai tertidur, Qin Yi Yue kecil tidak peduli jika tubuhnya sakit dan perutnya kosong.

Dia hanya merasa lelah dan saat ini merasa damai Qin Yi Yue segera tertidur di pelukan He Qiao Yan.

He Qiao Yan merawat tubuh Qin Yi Yue dengan baik dan membawa gadis kecil itu ke sebuah gubuk yang di tinggali oleh He Qiao Yan.

"Siapa namamu?"

Tanya He Qiao Yan pada Qin Yi Yue saat gadis itu sudah siuman.

"Xiao Yi."

Jawab Qin Yi Yue dengan polos saat itu dia tidak tahu nama lengkapnya dia hanya mengatakan seperti apa orang tuanya memangilnya, Xiao yang berarti kecil, Qin Yi Yue dan orang tuanya memangilnya Xiao Yi.

"Di mana orang tuamu?" Xiao Yi hanya. mengeleng.

"Apakah salah satu dari mayat-mayat itu."

"Tidak tahu," Xiao Yi mulai menagis lagi dan mengingat bagaimana kejadian tragis yang baru saja menimpanya itu.

"Maaf ... maafkan aku."

He Qiao Yan kembali harus menenangkan gadis kecil itu lagi, He Qiao Yan bukanlah pemuda yang bisa menenangkan seorang anak kecil namun dia masih berusaha untuk melakukannya.

Meski He Qiao Yan terlihat sangat galak tapi sebenarnya dia berhati lembut, dengan kaku dia mencoba menghibur seorang gadis kecil yang baru saja mendapatkan musibah.

He Qiao Yan tidak habis pikir siluman apa atau iblis apa yang bisa melakukan kekejaman seperti ini.

Saat He Qiao Yan mengingat kembali korban-korban itu, mayat-mayat itu tidak terlihat utuh dan memiliki banyak luka yang menganga bahkan banyak dari anggota tubuh mereka yang terlepas dari badan.

Qin Yi Yue kecil tahu diri dengan kebaikan dari He Qiao Yan setelah sembuh dia langsung bersujud tiga kali di depan He Qiao Yan.

"Apa yang kamu lakukan," He Qiao Yan bingung kenapa gadis kecil itu bersujud di depannya.

"Angkat aku menjadi murid guru, terimalah sujud dari murid, murid akan membalas kebaikan guru karena telah menyelamatkan hidup murid ini."

He Qiao Yan tidak tahu harus menangis atau tertawa, dia tidak tahu dari mana gadis kecil itu bisa tahu caranya bersujud pada gurunya.

"Siapa yang ingin menjadikan kamu sebagai murid? Aku saja masih berguru pada seseorang mana mungkin aku bisa menerima seorang murid untuk saat ini."

"Jika Shizun tidak mau menerima murid ini sebagai murid, menjadi pelayanmu saya pun tidak akan menolak."

"Apa yang kamu katakan?"

He Qiao Yan segera membangunkan Qin Yi Yue dari tanah dan membawanya duduk di sampingnya, dia melihat dengan jelas ketulusan yang ada di mata Qin Yi Yue.

"Qin Yi Yue aku tidak bisa menerimamu sebagai murid untuk saat ini apalagi menjadikanmu seorang pelayan."

Qin Yi Yue menundukkan kepalanya sangat rendah, dia kecewa karena laki-laki yang ada di hadapannya ini tidak menginginkannya, dia tidak bisa mengikuti lagi pahlawan yang sudah menyelamatkan nyawanya.

"Jangan bersedih seperti ini, aku tidak akan mengusir mu, kamu bisa tinggal di sini bersama ku meski kita bukan sebagai murid dan guru apalagi tuan dan pelayan."

Mulai saat itu Qin Yi Yue dan He Qiao Yan tinggal bersama tidak tahu hubungan apa yang mereka miliki, namun hari demi hari He Qiao Yan mulai bisa beradaptasi dengan Qin Yi Yue Yue hiperaktif, dia tidak bisa berdiam diri di satu tempat untuk waktu yang lama.

He Qiao Yan seorang yang pendiam dan sombong namun saat ini dia mulai menyamakan dengan Qin Yi Yue yang hiperaktif dan banyak bicara.

Qin Yi Yue adalah anak yang cakap, dia cepat sekali menyerap apa yang di ajarkan padanya oleh He Qiao Yan, di usianya yang masih belia dia tidak nampak manja sama sekali.

Meski He Qiao Yan tidak mau menjadi guru Qin Yi Yue tapi dia sudah berlaku seperti guru sekaligus ayah bagi Qin Yi Yue, dia tidak segan-segan untuk memukul Qin Yi Yue jika dia melakukan kesalahan, He Qiao Yan sangatlah disiplin Qin Yi Yue tidak bisa makan jika dia belum menyelesaikan latihannya untuk satu hari.

Pernah suatu ketika saat Qin Yi Yue sudah tidak kuat lagi menahan laparnya, Qin Yi Yue menyelinap untuk memakan buah plum namun saat dia belum bisa menghabiskan sebagian buah besar di tangannya itu dia sudah ketahuan oleh He Qiao Yan.

Tidak hanya tidak bisa memakan buah plum itu Qin Yi Yue juga mendapatkan sepuluh pukulan di telapak tangannya dan juga dia harus mengulang latihannya dari awal.

Dengan berlinangan air mata Qin Yi Yue mengulang kembali latihannya, namun dia tidak berani mengeluarkan suara, dia sangat takut pada He Qiao Yan.

Hari sudah malam namun Qin Yi Yue masih terus berlatih meski tidak ada He Qiao Yan di sana dia tidak berani berhenti, dia sudah hampir pingsan kelelahan dan kelaparan namun rasa takutnya pada He Qiao Yan membuat dia terus berusaha menyelesaikan latihannya.

Meski mendapatkan pelajaran yang keras dari He Qiao Yan, gadis kecil itu masih bersikap patu padanya dan menganggap dia adalah pahlawan di dalam hatinya.