"Fah, gue mau ngomong. Penting!"
"Ngomong aja." respon Asyifah sekenannya. Dari nada bicaranya, Asyifah masih kesal.
"Jangan disini. Ini pembicaraan pribadi. Di taman belakang ya? Bentar aja beneran deh. Janji gak akan lama," mohon Rangga.
"Yaudah." jawab Asyifah cuek.
"Yaelah, lo masih marah aja. Jangan marah dong, gue kan jadi takut." Rangga mencoba membuat Asyifah seperti biasa lagi, bukan seperti ini.
Asyifah melirik Rangga dingin seolah bertanya 'takut kenapa?'.
"Takut kehilangan lo." lanjut Rangga menjawab lirikan Asyifah diakhiri kekehan. Asyifah mendengus kesal, ia kira serius. Bodoh, mana mungkin seorang Rangga serius ketika bersamanya.
"Bercanda Fah. Ayok ah!" ajak Rangga.
Asyifah berjalan terlebih dahulu dan langkahnya lebar, meninggalkan Rangga di belakang. Rangga berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Asyifah. Diam, tanpa suara hingga akhirnya sampai di taman belakang sekolah.
"Mau ngomong apa?" tanya Asyifah to the point.