"Tidak, Mama pokoknya tidak setuju, ya, Pa!" tegas Sekar tampak emosi.
"Habis gimana, Ma. Ini juga semua demi Dreena. Lupakanlah yang kemarin-kemarin. Papa juga tidak mungkin kembali padanya," jelas Andres meyakinkan istrinya.
"Pokoknya kita cari lagi, aku tidak akan mau tubuh anakku ada darah wanita itu lagi. Aku tak sudi!" teriaknya meninggalkan suaminya begitu saja.
Andres pun hanya menghela napasnya dengan kasar. Ia juga bingung harus berbuat apalagi. Sementara Dreena harus secepatnya mendapatkan donor darah. Di sini Andres tampak kesal dengan istrinya. Dalam keadaan darurat masih saja ia memikirkan urusan pribadi dan egonya sendiri.
"Padahal semua demi anak kita, bukan karena apa-apa," gumamnya seraya menggerutu.
Sekar memilih keluar dari kamar dan hendak turun ke lantai bawah. Ia malas terus berbicara dengan suaminya. Percuma saja tidak ada jalan keluar di sana.
"Enak saja, aku tidak akan mau nerima darah dari wanita itu lagi." Sekar terus saja menggerutu."