"Dia membawa senjata api, kita harus berhati-hati," teriak Gin saat melihat kalau di balik jaket yang dipakai Daniel tersembunyi sebuah senjata api. Daniel sedang duduk santai di atas mobil dobel gardan miliknya. Tangannya mengapit sebuah gulungan tembakau. Penampilannya pun telah sepenuhnya berubah, sehingga jika tak benar-benar jeli dalam melihat, maka siapapun yang pernah mengenalnya pasti tidak akan tahu kalau lelaki berjambang dan berkumis tebal itu adalah Daniel.
"Dia mencoba mengecoh kita rupanya," kekeh Hiroshi.
"Apa kita harus menyergapnya sekarang?" tanya Gin.
"Jangan, kita tidak boleh gegabah. Nyawa Nona Hazel ada di tangan kita, pertama yang perlu kita lakukan adalah menemukan tempat persembunyiannya," kata Hiroshi sambil memainkan belati yang ia bawa.
"Baiklah, Shifu, aku akan mendengarkan saran darimu."
Hiroshi menoleh dan menatap Gin dengan wajah kesal. Ia tak suka dipanggil dengan sebutan itu.