Sepanjang perjalanan menuju apartemen, keduanya saling terdiam. Entah apa yang sedang mereka pikirkan yang jelas keadaan bisnis Blake yang tengah berada di ujung kehancuran membuat Hazel tak tenang. Jika ia terang-terangan membantu bisnis calon suaminya secara finansial, pasti Blake akan sangat marah dan kecewa seperti yang baru saja terjadi. Mata yang dirasuki amarah terlihat jelas, hingga membuat Hazel ketakutan.
Tapi jika ia tidak cepat bergerak, bukan tak mungkin, Blake akan kehilangan segalanya. Dan tentu hal itu akan berimbas pada masa depan mereka berdua.
"Sayang ... apa kau tak ingin kembali ke rumahku lagi?" celetuk Blake memulai percakapan. Ia tak tahan dengan kesenyapan yang terjadi.
"Tentu saja aku ingin, tapi beri aku waktu sebentar saja Blake. Aku akan tinggal bersamamu lagi, setelah beberapa hal yang kini sedang ku urus selesai."
"Baiklah jika itu yang kau inginkan, Sayang. Apa kau tahu J-B sangat merindukan dirimu," ucapnya.