Dengan langkah cepat Hazel tinggalkan tempat itu. Dan sialnya, tiga lift yang disediakan sedang terpakai. Jadi, ia harus menunggu di depan lift untuk beberapa saat. Mata Hazel terus awasi sekitar, memindai setiap sudut, guna memastikan tak ada yang mengawasi dan mengikuti dirinya.
Ting!
Pintu lift pun terbuka, sekarang ada sepasang suami istri dan dua anaknya yang ikut menunggu lift di belakangnya. Hazel bisa merasa sedikit tenang melihat mereka, paling tidak ia tak perlu naik lift sendirian.
Sesampainya di dalam unit apartemennya, Hazel segera menelepon Tuan Hiroshi. Ia meminta pria kepercayaan ibunya itu, untuk mengirim satu anak buah. Ia ingin ada yang menjaganya dari jarak jauh.
Rasa lapar yang tadinya ia rasakan, seketika hilang. Dalam keadaan takut tiba-tiba saja ponselnya meraung-raung.
"Syukurlah Amanda, kau meneleponku disaat yang tepat," ujar Hazel sesaat setelah mengangkat panggilan itu.
"Ada apa Haze? Kau terlihat ketakutan?" tanya Amanda.