"Kata siapa aku menerima kau dan Janne-Berry? Kenapa kau percaya diri sekali," ucap Hazel dengan senyum dikulum. Raut wajah Blake yang semula sudah tegang, berubah lega disertai desahan dan sembari mengelus dadanya.
Hazel nyaris tergelak. Tak menyangka, mengerjai Blake begitu menyenangkan. Mungkin hampir sm seperti apa yang dipikirkan Blake saat tadi melakukan hal yang sama.
Kini Blake yang baru saja dua hari pasca menjalani perawatan, sudah berusaha untuk duduk dan melakukan semua sendiri. Hazel beberapa kali mencegahnya agar tidak memaksakan diri, tetapi tetap saja, Blake adalah pria keras kepala yang menyebalkan.
Ia melakukan itu, dan berharap mendapatizin untuk melakukan itu dengan berbagai alasan. Salah satu dan terutama adalah agar bisa melindungi anak dan istrinya.
"Bagaimana jika jahitan lukamu terlepas? Kau harus menunggu persetujuan dokter untuk melakukan itu, Blake," omel Hazel yang mulai gemas dengan sikap sok tau pria itu.