Hazel tak sabar menunggu apa kejutan yang akan diberikan Blake padanya. Tak sabar, ia ketukkan heels-nya ke lantai, sembari sesekali melirik Blake yang sejak awal sudah mengulum senyum, gemas melihat tingkah kekasihnya yang mirip anak-anak yang ingin segera membuka kotak hadiah sebelum hari ulang tahunnya tiba.
Bukankah memang hari ulang tahunnya masih lama. Apakah Blake tahu itu? Ataukah ini merupakan kejutan lain yang berhubungan dengan rencana kepindahan mereka?
Jujur saja Hazel masih tak tahu akan pindah ke mana. Dengan status sosial Blake, terlebih bisnisnya yang berada di mancanegara, mudah saja baginya untuk mengajaknya pindah.
"Memangnya kau ingin tinggal di mana?" tanya Blake, masih dengan suara parau yang agak lemah. Namun, ia paksakan untuk tampak kuat. Hazel menggenggam tangan Blake.
"Jangan dipaksakan, Blake. Sebaiknya kau beristirahat," ucap Hazel mencoba membuat Blake tenang dan beristirahat. Namun, pria itu justru menggeleng.