Blake melajukam mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mengusap wajah dan rambutnua dengan kasar. Berkali-kali umpatan keluar dari bibirnya.
"Shit! Bagaimana mungkin aku tak tahu itu? Ia hamil dan memintaku bertanggung jawab, yang benar saja!" Blake memukul-mukulkan tangan pada steering wheel di hadapannya. Melampiaskan kemarahan yang kini membuncah hingga ke ubun-ubun.
Ia dulu pria yang tenang. Sejak kematian Jemna, ia berubah menjadi dingin, dan terkadang juga impulsif. Ia akan dengan mudah marah dan melampiaskan di depan orang. Kecuali depresinya, tak pernah ia tunjukkan.
Ponselnya berdering nyaring. Nama Clara tertera di sana.
"Halo Clara. Ada apa? Aku masih di jalan."
"Blake ... aku baru saja mendapat kabar, menge ai kehamilan Tamara. Itu buruk bahiku, Blake. Apakah itu—"