Blake sudah berdiri di depan pintu rumah Hazel, dengan membawa bungkusan di tangannya. Ia memohon dengan isyarat agar diperbolehkan masuk ke dalam karena udara di luar cukup dingin. hazel dengan setengah keengganan, membuka pintu dan tanpa disuruh, Blake langsung masuk, lalu menyamankan diri di sofa.
"Aku membawakanmu makanan. Bagaimana kalau kita makan bersama?" tawarnya, tanpa pedulikan Hazel yang sejak tadi sudah mendelik sembari berkacak pinggang.
"Apa yang kau inginkan? Mengapa kau kembali lagi?" tanya Hazel, ketus.
"Aku sudah katakan padamu, kalau aku tidak akan pergi jika tidak bersamamu. Ayo makanlah dulu." Blake menyodorkan sebungkus untuk Hazel yang langsung ditampik olehnya.
"Apa maumu sebenarnya, Blake? mengapa kau seperti ini? Mengapa kau datang saat aku sudah siap untuk ...."
"Untuk apa?" Blake bangkit dari posisinya, kemudian berdiri berhadapan dengan gadis cantik yang berhasil menawan hatinya sejask beberapa waktu terakhir.