"Aku akan mengatakannya sekali lagi, bahkan tak akan lelah mengatakannya. Aku mencintaimu, Haze ... kumohon, kembalilah padaku." Blake melepaskan pagutannya, mengucapkan kalimatnya dengan lirih, tetapi penuh tekanan.
Ia memang mencintai Hazel, tak peduli meski semua menganggap rasa cintanya hanya karena ia tak bisa move on atas kehilangan istrinya. Atau andai Hazel menganggap bahwa ini semua hanyalah formalitas, yang terpenting baginya adalah apa yang ia rasakan. Ia mencintai Hazel, dan alasan itu saja sudah cukup.
Namun, Hazel tampaknya punya alasan dan jawaban sendiri atas pernyataan cinta yang diucapkan oleh Blake.
Kening keduanya masih bertaut, Blake bahkan tak ingin biarkan momen mesra itu berlalu dengan cepat. Atau andaikan mereka harus membayar sewa untuk bisa menikmati waktu, maka Blake akan membayar berapa pun. Namun, tentu saja tidak dengan cara yang satu ini.