"Aydan ... temani aku, jangan dengan wanita itu," ucap Hazel dengan mata terpejam, kesadarannya telah hilang setengah, tangannya memeluk dada bidang Blake.
Meskipun begitu, Hazel tak mungkin lupa bagaimana bahagia dan lebarnya senyum Aydan ketika bercengkerama dengan wanita yang duduk bersama lelaki itu di kafe siang tadi. Mereka tampak bahagia sekali sembari menikmati secangkir kopi. Mungkin ... juga dengan beberapa macam kudapan dan candaan mesra layaknya sepasang kekasih.
Hazel tahu itu, kala ia tak sengaja melihat dua insan tengah duduk berhadapan tak jauh dari trotoar tempat ia hendak menyebrang. Berniat membeli sebotol air mineral untuk menghilangkan dahaga, tetapi malah melihat pemandangan yang membuat hati dan jiwa merasa sakit tak terduga.