Jenna tak mengerti setan apa yang sedang berdiam di otaknya. Hingga ia menjadi sebodoh dan sebajingan ini.
Apa yang ia lakukan sekarang sepertinya bentuk pemberontakan jiwa yang tak pernah ia biarkan. Selama ini ia kekang sedemikian rupa hingga akhirnya menjadi layaknya bom waktu, meledak jika saatnya meledak.
Mungkin sekaranglah waktunya untuk meledak.
Ia kini berada di kampus, duduk di kafetaria menanti saatnya bel tanda mata kuliah anatomi di mulai. Tentu saja ia sudah lebih dulu mencari tahu tentang mata kuliah hari itu, dan Ryan masih menjadi pengajar di sana untuk mata kuliah sama. Ia bahkan menambah bidang yang ia ajar. Patologi. Mata kuliah yang membosankan bagi Jenna, tetapi akan ia ikuti dengan giat, selama Ryan yang menjadi pengajarnya.
Ia tak mengerti dengan dirinya sendiri, mengapa seberani itu mengambil keputusan untuk kembali melanjutkan perkuliahan setelah sekian lama berhenti dan bekerja di kantor Blake.
