"Mengapa ia ada di kamarmu?" tanya Aydan, tiba-tiba. Seolah tak terima kekasihnya di datangi seorang pria. Dan tak ada yang tak mengenal pria tersebut. Blake bahkan merupakan pesaing Aydan untuk majalah showbiz mengenai pebisnis muda tersukses.
Maka tak mungkin jika ia tak mengenal pria tampan dan sukses yang baru saja keluar dari kamar kekasihnya.
"Apakah ia mengganggumu? Katakan saja, Haze, aku bisa memberinya pelajaran."
Hazel menggeleng. "Lupakan dia, Aydan. Kini mari bicarakan tentang kita," ucap Hazel sembari memeluk pria di hadapannya. "Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan melakukannya lagi?"
Gadis itu mengecup bibir kekasihnya dan tetap menggelayut manja, tanpa ingin melepaskannya. Namun, sayangnya Aydan punya pikiran yang berbeda.
"Aku akan senang sekali jika kita bisa melakukannya lagi, tetapi maafkan aku, sayang, sepertinya aku harus segera pergi. Axa banyak pekerjaan menantiku. Apakah tidak apa-apa?" tanya pria itu penuh penyesalan.
