"Sekarang katakan, Maureen. Apakah kau masih ingin mengatakan kalau kau tidak bersedia?"
Maureen tak kunjung menjawab, dan hanya bisa terengah-engah di bawahnya. Sehingga tanpa tedeng aling-aling mulai menyatukan tubuh mereka yang sejak tadi memang sudah saling mendamba.
"Oh!" desah Maureen. Seketika ia merasa panas, liar dan kembali bergairah dan juga bebas. Maureen merasa ... hidup. Lebih hidup dan bebas dari yang pernah dirasakannya. Kali ini, Maureen tak bisa membohongi diri, bahwa Gabriel memaksakan diri padanya. Kali ini, ia harus jujur, kenyataan tak bisa lagi disembunyikan. Maureen menginginkan semua ini. Ia menginginkan pria itu, bagaimanapun brengseknya.