Rachelia hanya ingin menenangkan diri, oleh karena itu ia perlu menyendiri seperti ini. Setelah memasuki kamar kosong itu, Rachelia kembali merebahkan diri di atas ranjang dengan air mata yang kembali menyapa pipinya.
Kenyataan yang ditemuinya dan pengakuan Regan benar-benar menghantam hatinya. Pikirannya mencoba menolak pengakuan pria itu, tetapi hatinya terus saja terasa sakit sekali setiap mengingat hal tersebut. Semuanya telah berbeda, kini Rachelia tidak bisa mempercayai pria itu lagi. Semua orang telah berusaha membohonginya, dan selama ini mereka telah berhasil membuat Rachelia benar-benar ditipu habis-habisan.