Regan mendapati Rachelia tengah mengurung diri di dalam kamar dengan lampu yang dipadamkan. Terlebih lagi tubuh wanita itu ditutupi dengan selimut tebal, seakan tengah menyembunyikan diri di dalam sana.
Melihat keadaan Rachelia yang berbaring miring, dalam posisi seperti bayi di dalam kandungan, begitu kesepian dan merasa sendiri. Hal itu membuat hati Regan terenyuh melihatnya. Tanpa berpikir panjang, dan tak meninggalkan suara berlebih yang mungkin saja akan membangunkannya. Regan segera mendekat, duduk di tepi tempat tidur dan menatap Rachelia yang saat ini sedang memejamkan mata dengan erat.
Tangan Regan kemudian terulur mengusap kepala Rachelia dengan penuh sayang dan kelembutan. Perasaan sedih langsung menggelayuti perasaan Regan melihat Rachelia yang terlihat tertidur begitu teduh seperti sekarang ini.
"Apa yang terjadi padamu sebenarnya, Rachel," bisik Regan dengan nada suara yang lembut.