Mulut Regan semakin frontal saja, begitu blak-blakan berniat untuk menghamilinya. Rachelia sendiri pun tidak tahu lagi menanggapi perkataan pria itu. Toh, hal itu hanya akan memicu pertengkaran.
Pertengkaran adalah hal yang paling Rachelia hindari saat ini. Tidak di saat ada Xander dan tidak di saat ia benar-benar lelah. Ia hanya butuh istirahat dengan tenang, menyusul Xander untuk berkelana ke alam mimpi. Tanpa gangguan Regan, dengan kalimat-kalimat konyolnya.
Oleh karena itu, Rachelia memilih membalikkan tubuhnya dan membelakangi Regan. Baru saja ia berniat untuk menjauhkan diri untuk lebih dekat ke Xander, namun pinggangnya ditarik dengan kuat untuk dipeluk oleh pria itu.
"Auhh …" lenguhan kaget itu terlontar dari bibirnya saat itu juga.
"Jangan jauh-jauh dariku, Rachel."
Dan bersamaan dengan itu, Regan langsung mengubur wajahnya di ceruk leher Rachelia. Menghirup aroma yang menguarkan harum yang sangat wangi dan membius penciumannya.
"Aku lelah," ucap Rachelia singkat.