"Darah? Oh Tuhan ... kepalamu berdarah, Regan!"
Sekali lagi Rachelia berteriak melihat hal tersebut. Karena jeritan Rachelia yang memekakkan telinga, Regan juga baru tersadar ternyata benturan di kepalanya yang cukup keras itu mengakibatkan luka hingga berdarah seperti ini.
Regan membawa tangannya lebih cepat untuk menahan darah di belakang kepalanya, namun ternyata tangan Rachelia lebih gesit berada di sana dan terlihat jelas raut wajah kekhawatiran yang ditampilkan oleh Rachelia.
Dan sungguh! Regan menyukai apa yang dilihatnya saat ini. Raut wajah penuh kekhawatiran itu benar-benar nyata, tak dibuat-buat sama sekali. Tanpa sadar sudut bibirnya tertarik, begitu suka dengan Rachelia yang seperti ini. Kalau bisa melihat Rachelia yang seperti ini dan mendapat perhatian wanita itu, Regan siap terluka kapan pun.