Pemantik api itu terdengar beradu. Suara hembusan napas Regan terdengar. Di samping itu, asap rokok kemudian menyebar. Di ruangan dengan pencahayaan yang temaram, asap-asap itu bergumul menjadi satu. Isapan pertama. Regan kembali menghisap rokoknya dalam-dalam.
Setelah keluar dari klub malamnya itu, Regan memilih mengurung diri di dalam ruang kerjanya. Dengan ruangan yang dibuat temaram, dan ditemani oleh rokok dan botol minuman keras. Entah botol ke berapa yang ditenggaknya sekarang ini, tetapi ia masih juga terjaga. Ia belum bisa mengenyahkan segala pikiran-pikiran buruk yang memenuhi kepalanya seharian ini.