Regan berjalan keluar gedung perusahaan beserta Andreas yang mengiringi langkah lebarnya di sebelahnya. Tampak lelaki itu sesekali menggerakkan bibirnya, memerintahkan sesuatu yang membuat sang asisten mengangguk setuju.
Setibanya di pekarangan parkir, langkah mereka tersendat akan kehadiran Audrey yang tengah berdiri bersedekap menyambut kedatangannya, sementara kakinya menyilang Indah, pun dengan punggungnya yang bersandar pada mobil milik Regan di belakangnya. Wanita itu terlihat percaya diri, begitu sombong dengan sesuatu yang telah diketahuinya tentang kebenaran Regan dan pernikannya dengan Rachelia.
Wajah cantiknya yang angkuh dan terlihat sensual itu membuat Andreas sejenak mengerutkan dahi. Namun, wanita itu tentu saja tidak mengacuhkan lelaki itu. Tatapannya hanya tertuju pada wajah lelaki yang masih bertahan dengan ekspresi tenangnya—Regan.
"Aku sudah terlalu lama menunggumu, Regan sayang!" sapa Audrey dengan suara lemah lembut yang terdengar dibuat-buat.