Dia tidak siap ... dia takut akan kematian.
Rachelia memejamkan matanya erat, menanti detik-detik kematiannya. Tetapi kemudian dia tidak merasakan sakit, seperti yang sangat ditakutkan sebelumnya. Apakah memang kematian tidak terasa sakit? Dengan ragu dibukanya kedua bola matanya, dan dia terkesiap dengan pemandangan di depannya.
Di sana, Regan sedang menahan pisau itu, dengan tangan telanjang. Bagian tajam pisau itu bahkan sudah mengiris telapak tangannya, tetapi lelaki itu menggenggam pisau tersebut tanpa ekspresi, meskipun darah mulai bercucuran dari tangannya, mengenai Rachelia. Sekali lagi, entah apa maksud pria itu, dia kembali diselamatkan dari kematian.
Pertanyaan berkelebat di dalam kepala Rachelia. Kenapa? kenapa pria yang terus berkoar-koar ingin membunuh dirinya, malah berakhir menyelamatkannya? Semua ini tentu saja sungguh aneh.
