Silau temaram dari lampu-lampu di sudut jalan menjadi sumber cahaya tambahan setelah adanya sinar dari rembulan yang menyorot indah dari atas Bumi. Kini hanya cahaya itu yang menemaniku ketika dengan seluruh keberanian yang ada, aku kembali menjejakkan kedua tungkai agar bisa keluar dari rumah untuk kedua kalinya. Tujuanku saat ini hanya satu, yaitu ingin menyambangi rumah terakhir Gayden—si anjing peliharaanku dulu, sebelum benar-benar pergi menuju distrik dua di lusa nanti.
Satu kenangan kecil yang sempat aku ingat kembali kemarin membuatku jadi rindu dengan hewan malang itu. Sejak Gayden tiada, aku memang tidak mencari anjing lain untuk diadopsi dan kemudian dipelihara, sangat sulit bagiku untuk menggantikan sosok berani Gayden yang selalu ada dan terus menjaga tepat di sampingku sejak aku kecil. Tidak akan semudah itu untuk menghapus sosoknya dan menggantikannya dengan yang baru.