Aku melihat wajah yang cemberut dan kesal pada Adiba. Aku hanya tersenyum, bagaimana jadinya jika ia tahu, bahwa dia yang dijodohkan denganku? Adiba, Adiba. Aku pun bangkit dan menuju ke ndalem karena adzan Maghrib segera dikumandangkan.
"Mas Omar mau kemana?"
"Mau mondok lagi."
"Lah kok gitu?"
"Mau sholat habis itu buka. Mau ikut?"
"Ndak ah, aku mau ke rumah aja."
Aku pun melangkah meninggalkannya.
"Dari mana kamu?" ucap Abi yang mau mengimami shalat Maghrib.
"Abi ndak buka dulu?"
"Abi! Omar! Mahira!"
Kami pun segera menuju ke dalam. Ha? Dek Mahira pulang? Kapan?
"Oh iya, tolong Syekh Aziz juga dipanggil ya Omar."
"Loh, beliau belum pulang umi?"
"Belum."
"Ya sudah, Omar panggil beliau."
Aku pun memanggil beliau yang berada di kamar tamu pesantren. Tampak beliau sedang mengobrol dengan para santri.
"Maaf, Syekh, Abi mengundang Syekh Aziz untuk berbuka bersama kami."
"Baik nak, mari."
Di perjalanan kami saling mengobrol.