"Kamu harus jaga pergaulanmu ya nak."
"Na'am umi."
Isro' pun mengakhiri panggilan. Omar terkejut, adiknya dekat dengan wanita India. "Nanti istri Isro' biar ngajar nari disini umi Haha," canda Omar.
"Husst, gak boleh gitu."
"Hehe iya umi."
"Jangan bilang Abi dulu. Karena Abi sudah menjodohkan adikmu juga."
"Abi suka menjodohkan orang memang umi. Oya umi, dulu Abi perjodohan juga dengan umi?"
"Iya nak."
Tiba-tiba, mas Siroj datang dan sedikit mendengar kata-kata Omar. "Ada apa ini kok ngomongin Abi? Kamu sudah telpon adikmu Omar?"
"Sudah Abi."
"Kapan dia pulang?"
"Masih 3 tahun lagi Abi."
"Ya sudah Abi mau istirahat."
Mas Siroj pun masuk ke kamar. "Oya umi, dek Mahira masih di pondok?"
"Iya nak, masih madrasah Aliyah itu adikmu."
Mahira adalah anak kami yang ketiga. Dia adalah penutup, walaupun mas Siroj masih ingin punya keturunan lagi, aku tak berani karena kata dokter perutku tak bisa untuk hamil lagi. Tiga anak pun cukup bagi kami.