***
Keesokan harinya. Aku bersama mas Siroj dan para santri menuju bandara dan bermalam disana. Mas Siroj memesan kamar hotel yang sama dengan para santri. "Istirahat lah sayang. Besok pesawat setelah subuh datang."
"Mas Siroj juga istirahat." Kuharap disini ada air panas karena biasanya mas Siroj ngopi kalau malam. Oh ya aku lupa bawa tremos otomatis. Aku pun berganti pakaian dan mengurai rambutku seraya membuatkan kopi untuk mas Siroj.
Mas Siroj memandangiku. "Masya Allah cantik sekali istriku ini." Aku hanya tersenyum memandangi wajahnya. "Ini mas kopinya."
"Makasih ya sayang. Kopi ini kalah manis denganmu."
"Jangan mulai."
"Hehehe."
"Melayani suami itu wajib," ucap mas Siroj. Aku pun tahu. Kami pun duduk di dekat jendela sambil menikmati pemandangan malam. Rambut panjangku menyapu wajahnya.
***
POV Mas Siroj