"MasyaaAllah. Ya sudah minggu depan kamu sowan ke Al-Fatah lihat kebenarannya." Aku hanya mengangguk dan memeluk Abah serta mengucapkan terimakasih tak memaksaku untuk menikah dengan wanita yang tidak kupilih.
***
Mambausshofa
"Kamu itu terlalu gegabah! Anak itu anugerah dari Allah. Ning Kayla pun tak mau kalau dia seperti itu! Kamu itu harusnya simpati, kasihan sama Ning Kayla bukan malah memutuskan pertunangan seperti ini!" gertak Mas Ghoffar.
Apa aku salah? Aku ingin menikah dan memperoleh keturunan agar Mambausshofa tetap berdiri. Kalau dengan Ning Kayla, apa yang kuharapkan dari dia? Tak bisa memberikan keturunan akibat penyakitnya itu.
"Pikirkan baik-baik omonganku," timpa Mas Ghoffar. Aaaaa! Kenapa harus seperti ini! Ini salah Ning Kayla! Andaikan ia tak pergi ke Mesir, ia takkan terluka seperti itu!
Dia sudah menghancurkan kepercayaanku! Padahal aku mulai bisa lembut padanya tapi semuanya sia-sia! Gaun dan pernak pernik pernikahan semuanya sia-sia.