"Saya takkan melarang kalian untuk menikah! Saya bisa mendapatkan wanita yang lebih layak untuk saya!" sombongnya. Astagfirullah, dia hanya mencintai fisikku dengan matanya. Dia tak mencintaiku dengan hatinya.
Ia pun pergi, aku hanya bisa menangis melihat Umi yang mengetahui pernikahanku gagal. Bahkan mungkin akan menanggung malu, karena putri Kyai Ja'far tak jadi menikah.
Aku rela kehilangan Gus Zain tapi aku tak rela Pesantren ini tercoreng. Aku pun menuju ke dalam. "Nak, Kayla. Sabar Nduk, pasti ada laki-laki yang menerimamu apa adanya." Umi memelukku.
"Na'am Umi." Aku pun menuju ke dalam kamar lagi. Aku malu dengan keadaanku yang seperti ini. Siapa yang mau denganku jika keadaanku seperti ini! Ya Allah mengapa cobaanku begitu berat!
***
"Mas, masih tak mau tidur denganku?"
"Tidurlah Lila, aku masih ada urusan."
"Sampai kapan Mas Ali seperti ini? Aku iri pada Ning Kayla! Selalu diperhatikan Mas Ali! Padahal aku istrimu Mas!"
