Irfan justru malah terlihat seperti kebingungan.
Mungki dia bingung karena Arkan yang telah memberi hukuman, namun Arkan sendiri yang mengerjakannya.
Aku meletakkan jari telunjukku kebibirku, untuk menyuruh Irfan diam, dan menyeret Irfan untuk masuk kedalam kelas.
Aku mengambil tasku, dan Irfan pun mengikuti apa yang aku lakukan.
Aku kembali menyeret lengan Irfan kearah parkiran secara diam - diam, agar Arkan tidak mengetahui.
Aku tadi yang dihukum Arkan, sekarang giliran aku yang menghukum Arkan.
Biar dia rasain gimana rasanya membersihkan seluruh sekolah sendirian.
Aku pun masuk kedalam mobil Irfan, dan Irfan melajukan mobilnya pelan.
Aku melihat Arkan dari dalam mobil, dia masih menyapu dengan santai.
Mungkin dia tidak menyadari kalau aku sudah pulang lebih dulu.
Biar dia rasa, Amaira dilawan.
Yang namanya Amaira, dihukum seperti apapun tidak kenal yang namanya kapok.
Pasti malah dia yang kapok karena sudah menghukumku.
Aku dan Irfan pun sampai di rumah Ibu.