Selesai sudah Amin terakhir yang terdengar dari kedua anak manusia yang tengah bersama sama bersimpuh pada sejadahnya, Pihu menyalami lengan punggung Raihan dengan takdzim membuat hati Raihan terenyuh dan hatinya berdesir hebat. Raihan tersenyum hangat, menatap wajah anggun Pihu dalam balutan mukena yang semakin menambah teduh sang pemilik wajah ayu itu.
"Baiklah, segera bersiap dan kita pergi untuk makan malam, hm? Mas sudah sangat merasa lapar," ucapnya kemudian sembari terkekeh kecil dengan menyentuh perutnya yang sudah terasa keroncongan karena setelah dirinya mengurus acara bulan madu mereka seharian tak sempat Ia untuk sekadar makan.