Denting suara hujan yang berjatuhan menghiasi malam gelap yabg pekat itu. Bunyinya terdengar sembilu membelah rasa sepi yang dengan tega menghujam hatinya hebat. Pihu tampak sedang berusaha memejamkan kedua matanya sedari tadi namun gagal.
Bayangan demi bayangan wajah patah hati itu begitu menyayat kedamaian hatinya malam itu, suasana dingin kental menusuk dadanya yang sedari siang tadi tak henti memikirkan Adam yang selalu menghiasi kelopak matanya setiap detik, tanpa tepi dan jeda.
Pihu kembali bangkit entah untuk kali ke berapa pada waktu yang sama, Ia hendak memejamkan matanya namun tak jua berhasil. Ia duduk, bersandar pada sandaran ranjang besar itu dengan gelisah.
Matanya dengan kuat Ia pejamkan, menghayati setiap perasaan yang hilir mudik setiap detik dalam benak kosongnya.
"Fffhhh!" Pihu menghembus kan nafas kasar nya pada kekosongan di hadapannya dengan frustasi. Kedua matanya sudah menghitam karena kantuk yang tak juga mendapatkan istirahatnya.