Keesokan harinya, Eko sudah rapih dan wangi, hari ini ia akan mengantar Ratih dan Chacha ke Pengalengan untuk bertemu dan konsultasi dengan Kiayi Mahsyur, Abah Ucup.
Eko dengan segera meluncur menjemput Ratih dan Chacha ke Buah Batu. Raut wajahnya nampak berseri-seri, satu oerjalanan panjang dengan Ratih adalah satu hal yang menyenangkan baginya.
Eko menepikan mobilnya itu di depan halaman runah paman Chacha, Ayahnya Ratih.
Bangunan rumah yang masih mempunyai desain model lama itu nampak asri dengan benerapa tumbuhan terawat di luasnya halaman itu.
Eko melangkahkan kakinya tegap, menuju pintu rumah itu.
"Tok tok tok!"
Eko mengetuk pintu rumah pamannya Chacha dengan pelan. Terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah, lalu suara pintu terbuka berderit.
"Heiii Kak Eko! masuk kak. Aku ambil minum dulu ya." Sambut Chacha seraya membuka pintu dan mempersilahkan Eko untuk duduk dan menunggu di kursi tamu.