Aku tetap membisu, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku, tatapan mata tetap aku tajamkan, seakan ingin menusuk dengan keras tepat kearah jantungnya.
Melihatku tidak menunjukan respon apapun untuknya, Arga tiba-tiba mendekat, hingga beberapa jengkal lagi merapat ke tubuhku. Aku segera menjauh, dadaku kembali berdebar kencang. Ketakutanku semakin menjadi. Harum wangi parfume ditubuhnya tidak membuatku nyaman sama sekali.
Bagi perempuan lain, pesona Arga ini mungkin sangatlah luar biasa. Perempuan mana yang tidak akan bertekuk lutut dihadapannya? Dia lelaki yang tampan, selalu tampil maksimal dengan outfit dan wangi harum parfume mewah, Pemilik beberapa perusahaan besar, berkuasa dan memiliki segalanya.
Tetapi tidak bagiku.
Menyadari Arga mendekati ku seperti itu bukannya membuatku mabuk kepayang, yang ada hanyalah rasa takut luar biasa, sepertinya trauma yang lekat bersemanyam dihatiku kini muncul kembali.