"Fi, aku memang tidak berada di posisi kamu, tapi aku yakin, segera setelah luka ini mengering, dan ketika badai sudah pergi berlalu, disaat itu akan hadir berbagai macam pelangi yang indah mengelilingi dan menghiasi hidupmu. Maka sekarang kamu harus kuat! Aku pastikan, aku akan selalu ada untukmu." Ucap Amelia pelan, nadanya terdengar lembut, sedikit menurunkan emosi yang sempat meledak-ledak di dadaku.
"Terima kasih ya mel, entah apa jadinya hidupku tanpa kamu. Aku sudah sangat putus asa, hidupku hancur, aku merasa kotor sekali mel!" Ucapku dengan suara yang tersendat-sendat, menyertai tangisan yang menyesakan.
Amelia kembali mengusap punggung tanganku pelan, sorot matanya sarat dengan kekhawatiran yang mendalam.
"Jadi, kamu tidak akan menuntut apa-apa sama si brengsek Arga itu?" Amelia bertanya geram. Amelia nampaknya ingin meyakinkan lagi, langkah apa yang akan diambil untuk menyelesaikan kasus ini.